Petani Kecamatan Pringgarata Berjuang Bersama Hadapi Serangan OPT Wereng Batang Coklat
Serangan dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berupa Wereng Batang Coklat (WBC) di Kecamatan Pringgarata telah menjadi perhatian serius bagi petani di sana. Pada sekitar tanggal 10-11 Januari 2024, ditemukan populasi WBC bersayap pendek sekitar 6-7 ekor per rumpun di Poktan Putri Manik, Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, yang meluas hingga 1 hektar. Petani, dengan bantuan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, segera mengambil tindakan dengan melakukan pengendalian swadaya menggunakan insektisida berbahan aktif Pimetrozin 50%, dengan interval penyemprotan 2-3 hari sekali.
Namun, pada akhir bulan Januari, penyebaran OPT WBC mengalami peningkatan drastis. Pada tanggal 29-30 Januari, serangan WBC terjadi pada tanaman usia vegetatif (30-40 hari setelah tanam) di lahan seluas 1,5 hektar di Poktan Ingin Maju, Desa Murbaya, dengan intensitas mencapai 7,8%, yang kemudian diberantas total untuk segera diganti dengan tanaman baru yang sehat. Serangan juga terjadi di Desa Sintung, dengan intensitas mencapai 3-6%, dan pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Buprofezin.
Peningkatan ini dipengaruhi secara signifikan oleh kondisi cuaca saat ini, di mana curah hujan yang meningkat menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembab, yang sangat disukai oleh WBC untuk berkembang biak. Kurangnya pemahaman petani tentang cara pencegahan penyebaran dan pengendalian WBC yang tepat juga mempengaruhi situasi ini.
Pada tanggal 5-6 Februari, serangan WBC menjangkiti Desa Arjangka, Pringgarata, dan Pemepek. Serangan yang masih berlangsung di Desa Sepakek menyebabkan hopperburn seluas 1 hektar, yang kemudian diberantas total sebagai langkah antisipasi penyebaran lebih lanjut dengan dukungan petugas POPT, Penyuluh Pertanian, dan pihak desa. Serangan juga menyebar ke Poktan Baru Bangun dan Poktan Gerak Maju dengan luas sekitar 2 hektar, yang tetap dikendalikan dengan menggunakan insektisida Pimetrozin 50%.
Selain itu, serangan juga terjadi di Poktan Beriuk Berajah, Desa Murbaya, dan Poktan Karya Maju, Desa Arjangka. WBC jenis bersayap panjang ditemukan dalam jumlah yang signifikan, yang kemudian dikendalikan dengan insektisida Pimetrozin 50%. Pengendalian juga dilakukan di Poktan Beriuk Toes, Desa Sintung, dan Poktan Ingin Maju II, Desa Pemepek, sesuai kebutuhan.
Setelah gerakan pengendalian dilakukan, hasil pemantauan menunjukkan kemajuan signifikan terutama di Desa Sintung, Murbaya, Arjangka, Pringgarata, dan Pemepek, dengan penyebaran WBC berhasil ditekan. Serangan WBC berhasil ditekan di area yang terinfeksi, dan area lain di sekitarnya juga berhasil diamankan. Penting untuk meningkatkan penyuluhan dan edukasi kepada petani oleh POPT dan Penyuluh Pertanian Lapangan tentang bahaya WBC.
Berikut beberapa saran teknis sebagai upaya antisipasi penyebaran OPT, khususnya WBC, dan OPT lainnya:
1. Pengolahan Tanah: Sisa Tanaman, Singgang, dan Tunggul padi perlu diolah secara khusus dengan cara dirotasi saat olah lahan.
2. Melakukan pergiliran varietas.
3. Melakukan pengamatan rutin mulai dari persemaian hingga panen.
4. Mengantisipasi penyebaran serangan OPT, khususnya WBC, dengan melakukan upaya pengendalian secara preemtif dan preventif dengan menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan.
5. Jika ditemukan tanda-tanda serangan, segera laporkan kepada petugas/penyuluh setempat, dan jika kerusakan yang disebabkan melebihi ambang pengendalian/ekonomi, pertimbangkan penggunaan pestisida kimia secara bijaksana.