Pemulihan Tanaman Bawang Merah: Keberhasilan Pak Badrun dengan Pengendali Hayati
Pak Badrun, seorang
anggota Kelompok Tani
Ingin Maju di Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata,
tengah mencoba peruntungan sebagai petani hortikultura dengan membudidayakan Allium cepa, atau yang lebih dikenal sebagai bawang merah.Namun, dalam
proses budidayanya, ia menghadapi kendala berupa gejala
menguning dan layu pada sebagian tanaman bawang merah
miliknya.
dibawa ke Laboratorium Balai Pengkajian
Teknologi Pak Badrun segera berkonsultasi dengan petugas Pengendali Organisme
Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Pringgarata dan Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL) Desa Murbaya. Dari hasil diagnosa awal, diketahui bahwa tanaman bawang
merah tersebut terkena penyakit layu Fusarium. Sampel tanaman kemudian Pertanian
(BPTP) Provinsi NTB untuk diuji.
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa tanaman tersebut positif terserang jamur Fusarium
oxysporum f. sp., jamur Aspergillus, dan bakteri. Para
petugas menyarankan Pak Badrun untuk mengendalikan serangan organisme
pengganggu tanaman (OPT) dengan menggunakan agensi pengendali hayati (APH)
seperti Trichoderma
sp., PGPR, dan Paenibacillus polymyxa. Hasilnya,
dalam waktu kurang dari dua minggu, tanaman bawang merah Pak Badrun mulai pulih
dan penyebaran penyakit berhasil dihentikan.
Selain penggunaan APH, penyiangan gulma secara rutin di sekitar tanaman juga merupakan faktor penting dalam mengendalikan jamur dan bakteri.